Hello again readers!
Ciyeee udah tahun ajaran baru aja nih ya? Sebelum kita mulai pembahasan kita hari ini, gw mau tanya dong. Siapa aja nih yang tahun ini baru masuk SMP/SMA/Perguruan Tinggi?
Untuk yang pada baru masuk SMP, mungkin kalian akan agak sedikit kaget ya sama yang namanya MOS atau MOPDB apalagi kalau liat berita berita di TV tentang kelakuankakak-kakak kelas gila hormat. no scratch that. Kakak kelas yang kepengen membuktikan ke-superior-an mereka.
Kenapa gw bilang 'superior'? karena, sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Superior -> su.pe.ri.or berarti orang atasan atau pemimpin. Sebagaimana yang kalian sudah tau atau mungkin belum tau, ketika orang-orang atau siswa/i di Indonesia pada mau masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, mereka semua akan melewati MOS atau Masa Orientasi Siswa.
Hmm apa sih MOS/MOPDB itu?
MOS atau MOPDB adalah masa dimana siswa/i baru di sekolah baik itu sekolah negeri ataupun swasta dikenalkan terhadap lingkungan sekolahnya. Baik bangunan, guru-guru, staff TU, kegiatan sekolah, sampai gak jarang kakak kelas yang pada pengen populer mengenalkan diri mereka sendiri sampe ngasih nomer PIN.
Pada masa MOPDB siswa juga ceritanya sih dilatih mental dan kedisiplinannya. But, is it true like that?
Kalau dilihat dari tujuannya sih, MOPDB ini bagus ya, karena bisa mempererat rasa kekeluargaan antar sesama warga sekolah. Tapi, kenyataanya MOPDB ini malah menjadi salah satu ajang untuk melakukan tindakan bullying yang dilakukan oleh para Senior.
Sejak kapan kegiatan MOS ini di adakan?
Kalau dilihat dari sejarahnya, MOS itu mulai ada ketika pada zaman penjajahan Belanda dulu. Dimana para siswa/i dari STOVIA (Sekolah Pendidikan Kedokteran Belanda) diminta untuk menjadi pembantu para senior mereka. Kegiatan ini sukarela, yang mau boleh enggak yaudah. Nah para adik kelas mereka ini biasanya diminta untuk membantu merapikan ruangan atau membawakan buku seniornya. Sekali lagi, untuk yang mau aja.
Kegiatan ini kemudian berlanjut di GHS (Sekolah Tinggi Kedokteran Belanda) tapi kali ini kegiatan ini punya julukan yaitu 'ontgroeien' (re: un(g)huin) yang kalau dalam bahasa Inggris 'outgrow' atau kalau di bahasa indonesia-in bisa dibilang "mendewasakan". Jadi proses ini tuh tujuannya jelas ya, untuk mendewasakan.
See, kalau dari sejarahnya sih gak kelam. Yang bikin kelam adalah kelakuan para senior yang makin lama makin keterlaluan.
Bagaimana kelangsungan MOS dari tahun ke tahun?
Di era-era awal memang kegiatan MOS ini mendidik, tapi makin lama atau sekitar awal tahun 2000-an pas jaman gw Playgroup sampai saat ini lah kegiatan MOS jadi sadis.
Mulai para adik kelasnya disuru bawa barang aneh-aneh, tas dari kardus lah, name tag yang segede kuping gajah, sampai disuru ngemut lolipop bareng bareng (gw ngalamin sendiri nih ketika disuru ngemut 1 lolipop dan itu lolipop di emut gantian sama semua anak di kelas. Ini kejadian ketika SMP. Kebayang kan jijik nya?)
Gak cuma itu aja, selain udah disuru bawa barang yang aneh-aneh, biasanya mereka juga di kerjain. Mulai dari disusu nyanyi, nari, dan lain-lain. okay i get it that's for fun, tapi malah kelewatan!
Gak jarang loh, para siswa/i baru juga disuru untuk melakukan kegiatan fisik yang aneh aneh. Lari-lari di lapangan misalnya. Dan kegiatan-kegiatan semacam ini gak jarang berujung dengan kasus kematian. Misalnya aja kasus Fikri, seorang maba (mahasiswa baru) ITN yang meninggal ketika di OSPEK/MOS katanya sih karena 'dehidrasi'. Atau yang terbaru deh kasusnya Evan yang orang Bekasi, dia meninggal akibat kelelahan setelah di MOS.
Apa motivasi para senior melakukan hal tersebut?
Motivasi para senior memperlakukan adik kelasnya seperti itu sih gak jauh dari motivasi para tukang bully yang akhir akhir ini kayaknya lagi pada naik daun.
Kalau kalian anak-anak dari jurusan IPS atau IIS kayak gw, kalian kudu dan wajib tau bahwa ada sebuah teori yang namanya Social Learning Theory jadi, teori ini menjelaskan bagaimana tindakan seseorang dapat dilakukan melalui pengamatan di lingkungan sekitarnya. Nah, menurut Albert Badura, ada dua jenis pengamatan. yang pertama pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi orang lain dan yang kedua adalah dengan pemodelan. Dan kali ini, para senior khususnya mereka mungkin melakukan pengamatan dengan jenis kedua yaitu pemodelan. Dimana kita semua sudah tau, kegiatan MOS ini sudah lama dilakukan.
Sebenernya sih lebih mirip sama Teori Peniruannya Neil Miller sama John Dullard, tapi Albert Bandura juga melakukan ekperimen yang mirip-mirip dan hasilnya itu sama jadi ya 11-12 lah ya.
Anyway, back to the case. Nah, dalam kasus peniruan ini ada unsur unsurnya juga. Ada 4 unsur utama. Salah satu unsur utama dari Teori Peniruan adalah Mengingat (retention) dimana subjek yang dikenai kegiatan dalam hal ini para siswa/i baru mengingat kegiatan yang dikenakan kepada mereka dan suatu saat nanti ketia mereka sudah memiliki power untuk melakukan hal serupa mereka akan melakukan hal yang dikenakan kepada mereka kepada para adik kelas mereka nantinya.
Unsur retention itu jadi masih nyambung sama unsur lainnya yaitu motivation dimana ingatan mereka itu menjadi salah satu trigger untuk melakuka hal yang sama ke adik-adik kelasnya.
Mending kalau itu kakak kelas gak dendaman? kalau dendam sama kakak kelasnya dulu terus kalian jadi objek pelampiasan gimana? bisa bisa adek kelasnya pada di perlakukan makin semena-mena aja.
Belum lagi kegiatan MOS/MOPDB ini seringkali kurang pengawasan dari para guru-guru di sekolah.
Makin deh itu kakak kelas berani sama adik kelasnya.
Jujur ya, gw sendiri bingung. Apa sih yang mau di buktiin? kan udah jelas mereka kakak kelas? anak TK juga tau mereka itu lebih tua. Then what?
Tapi guys, gak aneh sih kalau kita meihat lagi ke belakang. Di Indonesia ada istiliah 'Yang tua di hormati, yang kecil harus tunduk' atau ada juga 'yang tua selalu benar' nah istilah ini nih yang seringkali bikin salah kaprah karena gak semua orang yang lebih tua pantas untuk di hormati. sopan itu harus tapi kalau harus hormat kayak ke tiang bendera tiap kali mereka lewat? please, masih jaman?
Kata hormat-menghormati-dihormati ini juga sering bikin para senior yang cuma numpang nama pada keblinger. kenapa? karena guys mereka ingin di hormati tapi tidak menghormati!
Kalau hak-hak adik kelas aja gak di hormati masa dia mau minta hak sebagai kakak kelas sih? Inget guys dalam hak terdapat kewajiban kita terhadap orang lain. Kalian juga yang pada anak anak baru jangan pada belaga kayak yang punya sekolah. Gak semua orang atau kakak kelas kalian suka sama anak-anak yang SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) mereka itu sedang menjalankan tugas mereka sebagai kakak kelas so please hal yang biasa kalian lakukan diluar kegiatan formal jangan dibawa bawa saat MOS karena peran kalian berbeda.
Sekarang harus gimana dong?
Untuk para junior, ya gak gimana-gimana. Kalian harus mengikuti aturan main. Tapi catat nih, kalau sampai ada perlakuan senior kalian yang menyimpang segera lapor ke MOPD.kemdikbud.go.id
Untuk para senior, masih jaman ya ngerjain adik kelas? nyuru-nyuru bawa coklat lah sampe nyuru adek kelas pada nulis surat cinta. Ketahuan baget tau kalau kalian itu JOMBLO NGENES! Sekarang gw tanya sama kalian. Emang kalian mau kalau anak-anak atau adek-adek kalian nanti di kerjain kayak gitu? suru pake kalung pete lah pake tas dari karung? Kalau mau ramah lingkungan, situ juga kudunya sama sama pake tas karung dan kalung pete. Coba deh, ajarin adek kelasnya atau tepatnya SAMBUT adik kelas kalian dengan cara yang lebih MANUSIAWI. Mereka itu adik kelas kalian, bukan 'objek' untuk di bully.
Untuk para guru, pak/bu kalau lagi MOS atau MOPDB pengawasannya harus lebih di ketatkan lagi, biar gak ada kasus bully bully-an.
Dan untuk sekolah-sekolah yang sudah menghapuskan program MOS, makasih banget! karena kalian sudah berpartisipasi untuk meminimalisir tindakan pem bully an di kalangan pelajar.
A/N gw nulis ini gak cuma karena gw mau, tapi FYI gw juga korban bully dan gw juga pernah di MOS jadi gw harap suatu saat nanti kalau bisa sih secepatnya kegiatan MOS ini dihapuskan karena oknum jail itu ada aja dan kegiatan MOS ini juga kurang mendidik jadi untuk apa buang buang waktu selama 3 sampai 5 hari untuk acara yang jadi ritual bully atau Oprasi balas dendam Senior setiap tahunnya? Mending pake acara yang jelas aja deh, misal bikin talk show kek atau seminar. Hal seperti itu lebih bermanfaat daripada harus menyuruh adik kelas pake atribut gak jelas yang cuma untuk 'lucu-lucuan'.
Ciyeee udah tahun ajaran baru aja nih ya? Sebelum kita mulai pembahasan kita hari ini, gw mau tanya dong. Siapa aja nih yang tahun ini baru masuk SMP/SMA/Perguruan Tinggi?
Untuk yang pada baru masuk SMP, mungkin kalian akan agak sedikit kaget ya sama yang namanya MOS atau MOPDB apalagi kalau liat berita berita di TV tentang kelakuan
Kenapa gw bilang 'superior'? karena, sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Superior -> su.pe.ri.or berarti orang atasan atau pemimpin. Sebagaimana yang kalian sudah tau atau mungkin belum tau, ketika orang-orang atau siswa/i di Indonesia pada mau masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, mereka semua akan melewati MOS atau Masa Orientasi Siswa.
Hmm apa sih MOS/MOPDB itu?
MOS atau MOPDB adalah masa dimana siswa/i baru di sekolah baik itu sekolah negeri ataupun swasta dikenalkan terhadap lingkungan sekolahnya. Baik bangunan, guru-guru, staff TU, kegiatan sekolah, sampai gak jarang kakak kelas yang pada pengen populer mengenalkan diri mereka sendiri sampe ngasih nomer PIN.
Pada masa MOPDB siswa juga ceritanya sih dilatih mental dan kedisiplinannya. But, is it true like that?
Sejak kapan kegiatan MOS ini di adakan?
Kalau dilihat dari sejarahnya, MOS itu mulai ada ketika pada zaman penjajahan Belanda dulu. Dimana para siswa/i dari STOVIA (Sekolah Pendidikan Kedokteran Belanda) diminta untuk menjadi pembantu para senior mereka. Kegiatan ini sukarela, yang mau boleh enggak yaudah. Nah para adik kelas mereka ini biasanya diminta untuk membantu merapikan ruangan atau membawakan buku seniornya. Sekali lagi, untuk yang mau aja.
![]() |
Bangunan Bekas STOVIA kini digunakan sebagai Museum Kebangkitan Nasional |
Kegiatan ini kemudian berlanjut di GHS (Sekolah Tinggi Kedokteran Belanda) tapi kali ini kegiatan ini punya julukan yaitu 'ontgroeien' (re: un(g)huin) yang kalau dalam bahasa Inggris 'outgrow' atau kalau di bahasa indonesia-in bisa dibilang "mendewasakan". Jadi proses ini tuh tujuannya jelas ya, untuk mendewasakan.
See, kalau dari sejarahnya sih gak kelam. Yang bikin kelam adalah kelakuan para senior yang makin lama makin keterlaluan.
Bagaimana kelangsungan MOS dari tahun ke tahun?
Di era-era awal memang kegiatan MOS ini mendidik, tapi makin lama atau sekitar awal tahun 2000-an pas jaman gw Playgroup sampai saat ini lah kegiatan MOS jadi sadis.
Mulai para adik kelasnya disuru bawa barang aneh-aneh, tas dari kardus lah, name tag yang segede kuping gajah, sampai disuru ngemut lolipop bareng bareng (gw ngalamin sendiri nih ketika disuru ngemut 1 lolipop dan itu lolipop di emut gantian sama semua anak di kelas. Ini kejadian ketika SMP. Kebayang kan jijik nya?)
![]() |
Bahkan meme tentang MOS pun banyak, ironis |
Gak cuma itu aja, selain udah disuru bawa barang yang aneh-aneh, biasanya mereka juga di kerjain. Mulai dari disusu nyanyi, nari, dan lain-lain. okay i get it that's for fun, tapi malah kelewatan!
Gak jarang loh, para siswa/i baru juga disuru untuk melakukan kegiatan fisik yang aneh aneh. Lari-lari di lapangan misalnya. Dan kegiatan-kegiatan semacam ini gak jarang berujung dengan kasus kematian. Misalnya aja kasus Fikri, seorang maba (mahasiswa baru) ITN yang meninggal ketika di OSPEK/MOS katanya sih karena 'dehidrasi'. Atau yang terbaru deh kasusnya Evan yang orang Bekasi, dia meninggal akibat kelelahan setelah di MOS.
Apa motivasi para senior melakukan hal tersebut?
Motivasi para senior memperlakukan adik kelasnya seperti itu sih gak jauh dari motivasi para tukang bully yang akhir akhir ini kayaknya lagi pada naik daun.
Kalau kalian anak-anak dari jurusan IPS atau IIS kayak gw, kalian kudu dan wajib tau bahwa ada sebuah teori yang namanya Social Learning Theory jadi, teori ini menjelaskan bagaimana tindakan seseorang dapat dilakukan melalui pengamatan di lingkungan sekitarnya. Nah, menurut Albert Badura, ada dua jenis pengamatan. yang pertama pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi orang lain dan yang kedua adalah dengan pemodelan. Dan kali ini, para senior khususnya mereka mungkin melakukan pengamatan dengan jenis kedua yaitu pemodelan. Dimana kita semua sudah tau, kegiatan MOS ini sudah lama dilakukan.
![]() |
Perlakuan para senior yang seringkali sok berkuasa atas para junior |
Anyway, back to the case. Nah, dalam kasus peniruan ini ada unsur unsurnya juga. Ada 4 unsur utama. Salah satu unsur utama dari Teori Peniruan adalah Mengingat (retention) dimana subjek yang dikenai kegiatan dalam hal ini para siswa/i baru mengingat kegiatan yang dikenakan kepada mereka dan suatu saat nanti ketia mereka sudah memiliki power untuk melakukan hal serupa mereka akan melakukan hal yang dikenakan kepada mereka kepada para adik kelas mereka nantinya.
Unsur retention itu jadi masih nyambung sama unsur lainnya yaitu motivation dimana ingatan mereka itu menjadi salah satu trigger untuk melakuka hal yang sama ke adik-adik kelasnya.
Mending kalau itu kakak kelas gak dendaman? kalau dendam sama kakak kelasnya dulu terus kalian jadi objek pelampiasan gimana? bisa bisa adek kelasnya pada di perlakukan makin semena-mena aja.
Belum lagi kegiatan MOS/MOPDB ini seringkali kurang pengawasan dari para guru-guru di sekolah.
Makin deh itu kakak kelas berani sama adik kelasnya.
Jujur ya, gw sendiri bingung. Apa sih yang mau di buktiin? kan udah jelas mereka kakak kelas? anak TK juga tau mereka itu lebih tua. Then what?
Tapi guys, gak aneh sih kalau kita meihat lagi ke belakang. Di Indonesia ada istiliah 'Yang tua di hormati, yang kecil harus tunduk' atau ada juga 'yang tua selalu benar' nah istilah ini nih yang seringkali bikin salah kaprah karena gak semua orang yang lebih tua pantas untuk di hormati. sopan itu harus tapi kalau harus hormat kayak ke tiang bendera tiap kali mereka lewat? please, masih jaman?
Kata hormat-menghormati-dihormati ini juga sering bikin para senior yang cuma numpang nama pada keblinger. kenapa? karena guys mereka ingin di hormati tapi tidak menghormati!
Kalau hak-hak adik kelas aja gak di hormati masa dia mau minta hak sebagai kakak kelas sih? Inget guys dalam hak terdapat kewajiban kita terhadap orang lain. Kalian juga yang pada anak anak baru jangan pada belaga kayak yang punya sekolah. Gak semua orang atau kakak kelas kalian suka sama anak-anak yang SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) mereka itu sedang menjalankan tugas mereka sebagai kakak kelas so please hal yang biasa kalian lakukan diluar kegiatan formal jangan dibawa bawa saat MOS karena peran kalian berbeda.
Sekarang harus gimana dong?
Untuk para junior, ya gak gimana-gimana. Kalian harus mengikuti aturan main. Tapi catat nih, kalau sampai ada perlakuan senior kalian yang menyimpang segera lapor ke MOPD.kemdikbud.go.id
![]() |
Pesan Mendikbud |
Untuk para senior, masih jaman ya ngerjain adik kelas? nyuru-nyuru bawa coklat lah sampe nyuru adek kelas pada nulis surat cinta. Ketahuan baget tau kalau kalian itu JOMBLO NGENES! Sekarang gw tanya sama kalian. Emang kalian mau kalau anak-anak atau adek-adek kalian nanti di kerjain kayak gitu? suru pake kalung pete lah pake tas dari karung? Kalau mau ramah lingkungan, situ juga kudunya sama sama pake tas karung dan kalung pete. Coba deh, ajarin adek kelasnya atau tepatnya SAMBUT adik kelas kalian dengan cara yang lebih MANUSIAWI. Mereka itu adik kelas kalian, bukan 'objek' untuk di bully.
Untuk para guru, pak/bu kalau lagi MOS atau MOPDB pengawasannya harus lebih di ketatkan lagi, biar gak ada kasus bully bully-an.
Dan untuk sekolah-sekolah yang sudah menghapuskan program MOS, makasih banget! karena kalian sudah berpartisipasi untuk meminimalisir tindakan pem bully an di kalangan pelajar.
A/N gw nulis ini gak cuma karena gw mau, tapi FYI gw juga korban bully dan gw juga pernah di MOS jadi gw harap suatu saat nanti kalau bisa sih secepatnya kegiatan MOS ini dihapuskan karena oknum jail itu ada aja dan kegiatan MOS ini juga kurang mendidik jadi untuk apa buang buang waktu selama 3 sampai 5 hari untuk acara yang jadi ritual bully atau Oprasi balas dendam Senior setiap tahunnya? Mending pake acara yang jelas aja deh, misal bikin talk show kek atau seminar. Hal seperti itu lebih bermanfaat daripada harus menyuruh adik kelas pake atribut gak jelas yang cuma untuk 'lucu-lucuan'.
Komentar
Posting Komentar