Halo semua!
Apa kabar nih? Oh ya ada yang baru beres Ujian Nasional gak? Untuk yang baru selesai menunaikan ibadah Ujian Nasional, selamat! Sekarang kalian akan memasuki episode baru dalam kehidupan kalian.
Hari ini, Meisha mau bahas tentang "Masa Depan".
Jangan salah paham, gw bukan tukang ramal dan gw gak mau ibadah gw ditolak selama 40 hari karena "ramalan dan meramal". NO WAY!
Anyway, mau nannya dong. Kalian, khususnya kawan-kawan SMA dan sederajat yang sudah selesai UN mau kemana nih selesai UN? Sudah punya target? Sudah memikirkan bagaimana kedepan? Atau kalian masih berada di status "gimana nanti aja"? Duduh mudah mudahan enggak ya guys.
Kalian pasti familiar dengan fenomena yang selalu terjadi setiap selesai UN? Yup, Selebrasi tentunya!
Tapi jujur ya, gw malah bingung loh. Mereka yang melakukan selebrasi dengan ya segala macam bentuk ya, apa sih yang mereka rayain? UN kelar? Kan UN kelar gak menjamin mereka dapet nilai yang memuaskan atau seenggaknya nilai cukup. Sekolah beres? Enggak juga sih, kan belum ditentuin lulus apa enggaknya.
Kalau kita lihat lagi nih ya, berakhirnya UN justru adalah masa-masa penuh doa. Gimana enggak, kita kan masih nunggu gimana hasil nilai UN, kita juga harus nunggu hasil SNMPTN, terus kalau gak keterima melalui SNMPTN kita harus mikirin SBMPTN, kalau SBMPTN gak keterima kita juga harus mikir apa mau UM atau kerja. Ya banyak lah yang harus dipikirin.
Oke, mungkin bagi sebagian orang selebrasi setelah UN itu suatu hal yang perlu karena sudah membudaya tapi guys sebagai kaum terpelajar yuk rubah budaya selebrasi itu dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.
Gak usah deh coret-coret baju atau konvoi-konvoi gitu dijalan kan bahaya juga.
Kalian boleh ngatain gw "kolot/gak gaul" atau seperti beberapa orang dibelakang gw ada yang ngatain gw karena gw nolak mentah-mentah kegiatan kayak gini tapi guys coba pikirin lagi lebih matang.
Daripada bajunya kita coret-coret, mending kita sumbangin. Daripada konvoi gak jelas di jalan, mending konvoi ke rumah masing-masing, ngobrol sama papa-mama/mami-papi/ayah-bunda/ummi-abi dan persiapkan rencana masa depan kalian.
Tapi Mei, kan itu udah tradisi. Kakak-kakak kelas kita juga dulu gitu!
Hadeeeh, mas/mbak aa/teteh, kalian tahu gak sih, kalau tradisi yang kayak gitu lebih baik ditinggalin.
Duuh Mei, tapi kalau kita gak gituan, nanti kita gak kekinian!
Duuh guys, daripada harus jadi anak kekinian mending jadi anak emak bapak yang baik terus pikirin besok mau gimana.
Tapi Mei, pengalaman sekali seumur hidup! Buat kenang-kenangan!
Terus ngapain kalian bikin buku tahunan?!
Please deh Mei kan buat seru-seruan!
Please deh guys, kalau seru-seruannya entar berakhir tidak bahagia gimana?
Ya itu sih gimana nanti!
Selamat anda adalah orang yang pasrah pada nasib.
You know what? Gaul boleh, kekinian oke. Tapi Gaul yang gimana dulu? Kekinian yang kayak gimana dulu? Jangan malah gaul yang gak bener diikutin terus gaya-gaya kekinian yang gak bermoral kita lakuin.
Info deh, sebagian dari kalian mungkin akan sedikit asing ya dengan "Perubahan Sosial" oke gw akan bahas ini sedikit karena ini berhubungan dengan "Masa Depan" baik individu ataupun bangsa kita nanti.
Jadi nih simpelnya, Perubahan Sosial itu suatu perubahan yang terjadi pada masyarakat dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mau itu budayanya, nilai, sikap, maupun perilaku masyarakat.
Perubahan Sosial ini bisa terjadi karena didorong oleh dua faktor yaitu Internal dan Eksternal. Faktor Internal terdiri dari pertumbuhan penduduk, penemuan baru, inovasi, dan idiologi. Faktor Eksternal terdiri dari peperangan, bencana alam, dan penetrasi budaya.
Adanya perubahan sosial ini akan berdampak pada perkembangan IPTEK, terciptanya SDM yang profesional, terciptanya lapangan kerja baru, efektivitas dan efisiensi kerja, juga akan berdampak pada pembentukkan nilai dan norma yang baru.
Ada sih dampak negatifnya juga kayak kenakalan remaja sebagai dampak dari berkembangnya IPTEK misalnya tapi kita gak akan fokus sama dampak negatifnya.
Nah, faktor penghambat dari Perubahan Sosial ini juga lumayan banyak, ada kurangnya komunikasi dengan masyarakat lain, perkembangan IPTEK yang terhambat, Vested Interest, Prasangka buruk akan hal-hal baru, hambatan ideologis, dan yang terakhir dan yang akan gw bahas adalah Sikap Konservatif
Konservatif? Apaan tuh?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konservatif berarti kolot atau sikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku.
Kalian pasti tahu, kita bisa meredeka bukan karena kita bersifat konservatif. Kita tahu bahwa kita bisa merdeka karena kita berubah, kita merubah cara pandang kita, kita merubah strategi berperang kita, kita merubah sistem kemasyarakatan kita.
Si Meisha mulai ngelantur nih, to the point bisa?
Oke, back to the topic.
Sebagai pemuda terpelajar yang udah mengenyam bangku pendidikan selama 12 tahun harusnya kita bisa lebih tahu cara bersikap.
Sebagai kaum terpelajar kita harus gaul dan kekinian tapi dalam artian gaul yang menambah wawasan juga koneksi dan kekinian dalam hal IPTEK. Tapi gaul dan kekinian ini juga harus memperhatikan nilai dan norma.
Sebagai kaum terpelajar seharusnya kita sudah bisa membedakan, mana hal yang baik, mana hal yang buruk.
Sebagai kaum terpelajar seharusnya kita tahu mana yang harus dilakukan, mana hal yang harus ditinggalkan.
Jangan kita rusak citra kita sebagai kaum terpelajar dengan kegiatan yang pada akhrinya malah merugikan diri kita sendiri apalagi sampai membahayakan masa depan kita.
Ayo kita tinggalkan kegiatan-kegiatan yang merugikan diri kita sendiri. Sebagai kaum terpelajar dan orang yang modern seharusnya kita sudah memiliki resolusi untuk diri kita sendiri agar kita siap untuk masa depan kita.
Ujian Nasional boleh selesai, tapi bukan berarti kita bebas. Justru ketika Ujian Nasional ini selesai kita semakin dituntut untuk menentukan masa depan kita. Jangan berpikiran sempit guys, kita harus memberanikan diri kita untuk memikirkan hari esok. Tunjukan bahwa kita ini orang-orang berkualitas dan siap menghadapi masa depan.
Kalau kita terus-terusan begini, ngikutin tradisi "kakak kelas" yang notabene hidup dengan prinsip gimana nanti, kapan kita mau maju?
Jangan sampai ketika kita ditanya "mau maju?" kita jawab dengan semangat "Mau!"
Tetapi ketika ditanya "caranya?" kita jawab "gimana nanti".
Sebagai pemuda, kita harus memiliki target. Jangan malah ngikut aja. Terus kalau pemuda kita udah ada di ujung jurang mau ngikut aja gitu sampai akhirnya jatuh? Gak mau kan?
Untuk itu, kita harus memutus rantai budaya gimana nanti dan kita ganti dengan nanti gimana karena untuk berubah itu butuh waktu. Karena merubah pola pikir itu sulit, apalagi merevolusi mental setiap anak bangsa. Tapi itu tergantung kita. Yang penting kita mau. Wait, kita HARUS mau.
Apa kabar nih? Oh ya ada yang baru beres Ujian Nasional gak? Untuk yang baru selesai menunaikan ibadah Ujian Nasional, selamat! Sekarang kalian akan memasuki episode baru dalam kehidupan kalian.
Hari ini, Meisha mau bahas tentang "Masa Depan".
Jangan salah paham, gw bukan tukang ramal dan gw gak mau ibadah gw ditolak selama 40 hari karena "ramalan dan meramal". NO WAY!
Anyway, mau nannya dong. Kalian, khususnya kawan-kawan SMA dan sederajat yang sudah selesai UN mau kemana nih selesai UN? Sudah punya target? Sudah memikirkan bagaimana kedepan? Atau kalian masih berada di status "gimana nanti aja"? Duduh mudah mudahan enggak ya guys.
Kalian pasti familiar dengan fenomena yang selalu terjadi setiap selesai UN? Yup, Selebrasi tentunya!
Tapi jujur ya, gw malah bingung loh. Mereka yang melakukan selebrasi dengan ya segala macam bentuk ya, apa sih yang mereka rayain? UN kelar? Kan UN kelar gak menjamin mereka dapet nilai yang memuaskan atau seenggaknya nilai cukup. Sekolah beres? Enggak juga sih, kan belum ditentuin lulus apa enggaknya.
Kalau kita lihat lagi nih ya, berakhirnya UN justru adalah masa-masa penuh doa. Gimana enggak, kita kan masih nunggu gimana hasil nilai UN, kita juga harus nunggu hasil SNMPTN, terus kalau gak keterima melalui SNMPTN kita harus mikirin SBMPTN, kalau SBMPTN gak keterima kita juga harus mikir apa mau UM atau kerja. Ya banyak lah yang harus dipikirin.
Oke, mungkin bagi sebagian orang selebrasi setelah UN itu suatu hal yang perlu karena sudah membudaya tapi guys sebagai kaum terpelajar yuk rubah budaya selebrasi itu dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.
Gak usah deh coret-coret baju atau konvoi-konvoi gitu dijalan kan bahaya juga.
Kalian boleh ngatain gw "kolot/gak gaul" atau seperti beberapa orang dibelakang gw ada yang ngatain gw karena gw nolak mentah-mentah kegiatan kayak gini tapi guys coba pikirin lagi lebih matang.
Daripada bajunya kita coret-coret, mending kita sumbangin. Daripada konvoi gak jelas di jalan, mending konvoi ke rumah masing-masing, ngobrol sama papa-mama/mami-papi/ayah-bunda/ummi-abi dan persiapkan rencana masa depan kalian.
Tapi Mei, kan itu udah tradisi. Kakak-kakak kelas kita juga dulu gitu!
Hadeeeh, mas/mbak aa/teteh, kalian tahu gak sih, kalau tradisi yang kayak gitu lebih baik ditinggalin.
Duuh Mei, tapi kalau kita gak gituan, nanti kita gak kekinian!
Duuh guys, daripada harus jadi anak kekinian mending jadi anak emak bapak yang baik terus pikirin besok mau gimana.
Tapi Mei, pengalaman sekali seumur hidup! Buat kenang-kenangan!
Terus ngapain kalian bikin buku tahunan?!
Please deh Mei kan buat seru-seruan!
Please deh guys, kalau seru-seruannya entar berakhir tidak bahagia gimana?
Ya itu sih gimana nanti!
Selamat anda adalah orang yang pasrah pada nasib.
You know what? Gaul boleh, kekinian oke. Tapi Gaul yang gimana dulu? Kekinian yang kayak gimana dulu? Jangan malah gaul yang gak bener diikutin terus gaya-gaya kekinian yang gak bermoral kita lakuin.
Info deh, sebagian dari kalian mungkin akan sedikit asing ya dengan "Perubahan Sosial" oke gw akan bahas ini sedikit karena ini berhubungan dengan "Masa Depan" baik individu ataupun bangsa kita nanti.
Jadi nih simpelnya, Perubahan Sosial itu suatu perubahan yang terjadi pada masyarakat dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mau itu budayanya, nilai, sikap, maupun perilaku masyarakat.
Perubahan Sosial ini bisa terjadi karena didorong oleh dua faktor yaitu Internal dan Eksternal. Faktor Internal terdiri dari pertumbuhan penduduk, penemuan baru, inovasi, dan idiologi. Faktor Eksternal terdiri dari peperangan, bencana alam, dan penetrasi budaya.
Adanya perubahan sosial ini akan berdampak pada perkembangan IPTEK, terciptanya SDM yang profesional, terciptanya lapangan kerja baru, efektivitas dan efisiensi kerja, juga akan berdampak pada pembentukkan nilai dan norma yang baru.
Ada sih dampak negatifnya juga kayak kenakalan remaja sebagai dampak dari berkembangnya IPTEK misalnya tapi kita gak akan fokus sama dampak negatifnya.
Nah, faktor penghambat dari Perubahan Sosial ini juga lumayan banyak, ada kurangnya komunikasi dengan masyarakat lain, perkembangan IPTEK yang terhambat, Vested Interest, Prasangka buruk akan hal-hal baru, hambatan ideologis, dan yang terakhir dan yang akan gw bahas adalah Sikap Konservatif
Konservatif? Apaan tuh?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konservatif berarti kolot atau sikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku.
Sikap konservatif atau enggan melakukan perubahan akan membawa
mentalitas yang buruk dalam sebuah kemajuan. Karena itu sikap yang kayak gitu harus dihindari kalau kita mau berubah.
Contoh? Dengan kalian coret-coret baju gak jelas cuma karena itu yang dilakuin sama kakak kakak kelas kalian dulu, kalian juga termasuk orang yang konservatif. Oh satu lagi, sikap kalian yang terus terusan berpikir "Gimana Nanti" yang sudah turun menurun juga bisa digolongkan konservatif dan itu harus dirubah!
Kalian pasti tahu, kita bisa meredeka bukan karena kita bersifat konservatif. Kita tahu bahwa kita bisa merdeka karena kita berubah, kita merubah cara pandang kita, kita merubah strategi berperang kita, kita merubah sistem kemasyarakatan kita.
Si Meisha mulai ngelantur nih, to the point bisa?
Oke, back to the topic.
Sebagai pemuda terpelajar yang udah mengenyam bangku pendidikan selama 12 tahun harusnya kita bisa lebih tahu cara bersikap.
Sebagai kaum terpelajar kita harus gaul dan kekinian tapi dalam artian gaul yang menambah wawasan juga koneksi dan kekinian dalam hal IPTEK. Tapi gaul dan kekinian ini juga harus memperhatikan nilai dan norma.
Sebagai kaum terpelajar seharusnya kita sudah bisa membedakan, mana hal yang baik, mana hal yang buruk.
Sebagai kaum terpelajar seharusnya kita tahu mana yang harus dilakukan, mana hal yang harus ditinggalkan.
Jangan kita rusak citra kita sebagai kaum terpelajar dengan kegiatan yang pada akhrinya malah merugikan diri kita sendiri apalagi sampai membahayakan masa depan kita.
Ayo kita tinggalkan kegiatan-kegiatan yang merugikan diri kita sendiri. Sebagai kaum terpelajar dan orang yang modern seharusnya kita sudah memiliki resolusi untuk diri kita sendiri agar kita siap untuk masa depan kita.
Ujian Nasional boleh selesai, tapi bukan berarti kita bebas. Justru ketika Ujian Nasional ini selesai kita semakin dituntut untuk menentukan masa depan kita. Jangan berpikiran sempit guys, kita harus memberanikan diri kita untuk memikirkan hari esok. Tunjukan bahwa kita ini orang-orang berkualitas dan siap menghadapi masa depan.
Kalau kita terus-terusan begini, ngikutin tradisi "kakak kelas" yang notabene hidup dengan prinsip gimana nanti, kapan kita mau maju?
Jangan sampai ketika kita ditanya "mau maju?" kita jawab dengan semangat "Mau!"
Tetapi ketika ditanya "caranya?" kita jawab "gimana nanti".
Sebagai pemuda, kita harus memiliki target. Jangan malah ngikut aja. Terus kalau pemuda kita udah ada di ujung jurang mau ngikut aja gitu sampai akhirnya jatuh? Gak mau kan?
Untuk itu, kita harus memutus rantai budaya gimana nanti dan kita ganti dengan nanti gimana karena untuk berubah itu butuh waktu. Karena merubah pola pikir itu sulit, apalagi merevolusi mental setiap anak bangsa. Tapi itu tergantung kita. Yang penting kita mau. Wait, kita HARUS mau.
Komentar
Posting Komentar